Postingan

  MENINGKATKAN PRODUKTIFITAS   Berbicara produktifitas berarti berbicara output. Bagaimana output dapat ditingkatkan ? Output dapat ditingkatkan dengan memperbaiki proses. Proses yang terstandarisasi dapat menghasilkan output yang diharapkan. Disinilah peran SOP dalam memperbaiki kinerja di perusahaan. Bagaimana output dapat ditingkatkan lebih ? Ketika kita pahami bahwa Input – Proses – Output, maka peran proses hanya sebatas besarnya input yang diberikan. Ketika iinput itu berupa pisang, proses adalah membuat pisang goreng dan outputnya adalah pisang goreng matang, maka jika pisang 100, maka peran SOP hanya sampai dibatas 100, bahkan kurang, karena ada yang gosong. Oleh karena itu untuk meningkatkan ouput peran input sangat berpengaruh. Leader tak bekerja menghasilkan output, leader tak menghasilkan kualitas, leader tak menghasilkan produktifitas, karyawan yang menghasilkan kualitas, produktifitas, dan efisiensi. Peran leader yang memilih karyawan, evaluasi kinerjanya, mengara
  PROGRAM BERPIKIR PRODUKTIF Apakah perusahaan anda mengalami permasalahan berulang yang terus terjadi dan berpengaruh terhadap upaya peningkatan produktifitas. Permasalahan tersebut seperti : Ø   a.  Tingkat kedisiplinan karyawan yang rendah Ø   b.  Karyawan menggunakan HP untuk urusan pribadi cukup lama Ø   c.  Tidak melakukan checklock / lupa untuk checklock Ø   d.  Karyawan terkena kasus pinjaman on line Ø   e.  Penggunaan kartu kredit yang kurang tepat Ø   f.  Terlambat kembali setelah jam istirahat. Ø   g.  Terlambat memulai pekerjaan Ø   h.  Kepedulian yang kurang terhadap bocornya air di kamar mandi Ø   i.  Pulang lebih awal dengan antri di mesin checklock pada akhir jam kerja Ø   j.  Kurang peduli kepada kebersihan lingkungan kerja Ø   k.  Ngobrol, bercanda, dan bekerja santai Ø   l.    Dll. Banyak sudah upaya yang dilakukan untuk memperbaiki sikap mental yang berpengaruh pada penurunan produktifitas kerja. Pengawas tentunya telah memberikan pengara
  SETTING KELULUSAN MATERI DAN FEE PROGRAM   Program active learning yang dikelola oleh HRD dapat dilakukan setting oleh pihak HRD sesuai tujuan daripada materi yang perlu dikuasai oleh karyawan. Pedoman yang perlu dijadikan dasar oleh pihak HRD adalah materi khusus berupa penyimpangan atau standart kerja dapat disetting 100 dan 95. Dengan setting nilai ini maka diharapkan karyawan benar-benar paham tentang soal dan studi kasus. Ada Sebagian HRD yang tetap berpegang teguh untuk mempertahankan setting nilai kelulusan materi di level 100 dan 95 untuk membentuk kebiasaan berpikir, ketelitian dan kesabaran dari karyawan. 3 hal ini tidak bisa dibentuk melalui training, tetapi bisa dibentuk melalui Latihan. Ada juga HRD yang melonggarkan target kelulusan yang dengan menetapkan nilai 85. Umumnya mereka adalah HRD baru dan sulit untuk meyakinkan tentang perlunya karyawan untuk menjalani Latihan berpikir active learning. Perlu disadari oleh HRD, bahwa semua program dan kebijakan HRD m
  KISI-KISI ACTIVE LEARNING KARYAWAN   Dalam Menyusun materi pelatihan yang berkaitan dengan penyimpangan maka HRD melakukan Analisa kebutuhan training sesuai dengan kasus yang terjadi di perusahaan. Dengan lakukan identifikasi masalah penyimpangan maka semua penyimpangan tentu telah diketahui oleh karyawan. Ketika dibuatkan program active learning, maka dengan pengulangan, karyawan menjadi paham tentang penyimpangan. Karyawan demikian tentu diharapkan tidak melakukan penyimpangan, tak ada karyawan yang melakukan penyimpangan yang tak paham, penyimpangan yang disengaja, menjadi mudah untuk dilakukan pembinaan. Berdasar atas hasil identifikasi atas penyimpangan umum yang pernah terjadi di perusahaan maka kami sediakan kisi-kisi materi untuk karyawan. HRD tinggal memilih atau menambahkan macam penyimpangan yang tak termasuk dalam daftar kisi – kisi penyimpangan umum yang wajib diketahui oleh karyawan. NO. MATERI KODE   MAGANG